Header Ads

Panduan Jamaah: Keutamaan Berziarah ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Keutamaan Berziarah ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

 

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah , keluarga, dan seluruh sahabat beliau. Amma ba'd:

Tidak ada perjalanan yang lebih menghidupkan hati seorang mukmin daripada perjalanan menuju dua tanah suci: Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Di sanalah bermula sejarah tauhid, terpancang kiblat umat, dan terhampar jejak langkah manusia terbaik yang pernah menginjak bumi—Rasulullah . Di tempat-tempat inilah air mata para pencari ampunan tumpah, doa para hamba terbang tinggi ke langit, dan keimanan diperbarui dengan cara yang tak mampu diberikan oleh kota mana pun di dunia. Berikut ini adalah hadis-hadis yang menunjukkan keutamaan berziarah ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi:

 

1.      Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

"صلاةٌ في مسجدِي هذا خيرٌ من ألفِ صلاةٍ فيما سواه إلا المسجدَ الحرامَ، وصلاةٌ في المسجدِ الحرامِ أفضلُ من مائةِ صلاةٍ في مسجدِي هذا" متفق عليه.

"Satu shalat di masjidku ini lebih baik daripada seribu shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Dan satu shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus shalat di masjidku ini." (Muttafaq 'alaih)

 

2.      Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

"لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: المسجد الحرام، ومسجدي هذا، والمسجد الأقصى"؛ متفق عليه.

"Tidak boleh seseorang bersusah payah melakukan perjalanan jauh untuk beribadah kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjid al-Aqsha." (Muttafaq 'alaih)

 

3.      Dari Abdullah bin Zaid al-Mazini radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

"مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي"؛ رواه البخاري (1196) ومسلم (502).

"Antara rumahku dan mimbarku adalah sebuah taman di antara taman-taman surga." (HR. Imam al-Bukhari no. 1195 dan Muslim no. 1390)

 

4.      Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

"مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي"؛ رواه البخاري (1196) ومسلم (502).

"Antara rumahku dan mimbarku adalah sebuah taman dari taman-taman surga, dan mimbarku berada di atas telagaku." (HR. Imam al-Bukhari 1196 dan Muslim 502)

Dalam riwayat lain disebutkan:

"إِنَّ مِنْبَرِي عَلَى تُرْعَةٍ مِنْ تُرَعِ الْجَنَّةِ، وَمَا بَيْنَ مِنْبَرِي وَحُجْرَتِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ"؛ رواه أحمد (9338) وصحَّحه شعيب الأرنؤوط

"Sungguh, mimbarku berada di sebuah saluran (jalan) dari saluran-saluran surga, dan antara mimbarku dan kamarku adalah taman dari taman-taman surga." (HR. Imam Ahmad 9338; dan dinilai sahih oleh Syaikh Syu'aib al-Arna'uth)

5.      Shalat di Masjid Quba bernilai seperti pahala umrah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Usaid bin Zhuhair al-Anshari radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

"صلاةٌ في مسجد قُباءَ كعُمْرة "

"Shalat di Masjid Quba sama seperti (pahala) umrah." (Shahih al-Jami': 3872)

 

6.      Imam Ahmad, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

'مَنْ تطَهَّر في بيته، ثم أتى مسجد قُبَاء، فصَلَّى فيه صلاة كان له كأجر عُمْرة"؛ (صحيح الجامع: 6154).

"Siapa yang berwudhu di rumahnya, lalu datang ke Masjid Quba dan menunaikan shalat di sana, maka baginya pahala seperti umrah."
(Shahih al-Jami': 6154)

 

7.      Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa suatu ketika ia menghadiri jenazah di daerah al-Ausat, di rumah Sa'd bin Ubadah. Setelah itu ia berjalan menuju Bani 'Amr bin 'Auf di halaman al-Harits bin al-Khazraj. Ada yang bertanya kepadanya, "Engkau hendak ke mana, wahai Abu Abdurrahman?" Ia menjawab, "Aku hendak menuju masjid yang ada di Bani 'Amr bin 'Auf"—maksudnya Masjid Quba—"karena aku mendengar Rasulullah bersabda:

"مَنْ صَلَّى فيه كان كعدل عمرة"

'Siapa yang shalat di sana, pahalanya seperti umrah.'"
(Shahih at-Targhib wat-Tarhib: 1184)

 

Maka setelah semua hadis sahih ini, apakah masih pantas bagi seorang mukmin yang berakal dan mampu untuk meremehkan kunjungan ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi?

Semoga Allah Ta'ala menjaga kita, mengaruniakan ketakwaan, menumbuhkan kecintaan kepada dua tanah suci, serta memudahkan kita untuk berziarah ke sana. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabat beliau.

 

Penulis: Syaikh 'Abdul 'Azīz bin Ṣāliḥ al-Kanhil

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.